Usaha Jamur dari Pelaku Bisnis Jamur

Bisnis yang digeluti Jajang, pemuda asal Sajira ini mungkin bisa menginspirasi kita untuk mulai sebuah usaha. Jajang sangat jeli melihat peluang bisnis, yaitu budidaya jamur. Jajang beecerita bahwa kemauan keras dan sungguh-sungguh menjadi modal utama dalan membangun bisnis jamur tiramnya ini, ia mengakui menjalankan usahanya tidaklah mudah. Berbagai hambatan dia alami. Mulai dari permodalan, proses pembuatan jamur yang gagal hingga dagangan yang tidak laku. Menurut dia, saat ini para petani jamur di daerah tersebut masih minim sehingga budidaya jamur tiram masih sangat menjanjikan dengan keuntungan lumayan. 
Dalam menjalankan bisnisnya, Jajang juga memiliki industri kreatif budidaya jamur tiram. Dia membocorkan cara budidaya jamur tiram yaitu menggunakan media serbuk sisa kayu dicampur dengan dedak atau kulit padi serta tepung jagung. Kemudian diaduk hingga merata selanjutnya disiram dengan air yang hanya tingkat keasaman sekitar 7,6 ph. Selanjutnya, bubuk olahan yang telah dicampur dimasukkan ke dalam kantong plastik kemudian diikat dan dimasukkan ke dalam bak seperti oven untuk dipanggang kurang lebih 10 sampai 12 jam agar media akan digunakan memadat sebelum dimasukkan bibit, setelah melalui pemanggangan baru media tersebut bisa dimasukkan bibit jamur di mana untuk satu botol bibit bisa digunakan menjadi 20 sampai 30 kantong media yang telah dipanggang sebelumnya. Setelah itu media tersebut dimasukkan ke dalam ruang inkubasi untuk diendapkan kembali kurang lebih dua bulan sebelum kantong bibit jamur dibuka untuk tumbuh keluar tunas jamur serta menghasilkan jamur diinginkan.

Sampai saat ini banyak juga konsumen membeli dalam bentuk media pembibitan (baglog) seharga Rp 5.000 yang setiap harinya terjual 30 sampai 40 baglog. Selanjutnya hasil budidaya jamur dijual dengan harga Rp 20.000 per kg, sebagian besar dipasarkan di kawasan pasar induk Jakabaring Palembang.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Usaha Jamur dari Pelaku Bisnis Jamur"

Post a Comment